Semoga bermanfaaat, Guys...
Tidak ada manusia yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Masing-masing membutuhkan hal-hal yang ditawarkan orang lain, begitu juga Anda memiliki hal-hal yang dibutuhkan orang lain.
Disadari atau tidak, sebenarnya setiap dari kita mempunyai kebutuhan untuk membantu orang lain. Jika kebutuhan ini dipenuhi ada kedamaian, kelegaan, perasaan yang sulit untuk dilukiskan namun nyata dan tidak dapat dibeli dengan uang berapa pun.Namun sering kita temui di dalam kehidupan kita, dalam membantu orang lain ternyata tidaklah semudah yang diniatkan. Jika caranya salah yang terjadi bukannya memecahkan masalah malahan menjadi bumerang yang menghantam balik kita sendiri. Hal ini dapat dilukiskan dengan cerita yang pernah saya baca di milis-milis motivasi, kisahnya kira-kira seperti ini:
Ada seorang pertapa muda yang sedang bermeditasi di tepi sungai. Tidak lama setelah memejamkan mata, pertapa muda ini mendengar gerakan suara air yang tidak wajar dekat tempatnya bermeditasi. Setelah memeriksa arah bunyi itu ternyata ia mendapati seekor kepiting sedang berusaha keras untuk naik ke tepi sungai agar tidak terhayut oleh arus yang saat itu begitu deras.
Melihat hal itu terbitlah rasa kasihan sang pertapa, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya naik ke tepi. Sang kepiting mengulurkan capitnya dan segera mencapit jari tangan sang pertapa muda sehingga walaupun pertapa itu berhasil menolong kepiting tapi jari tangannya terluka oleh capit kepiting. Namun hati sang pertapa muda merasa puas karena telah membantu menyelamatkan sang kepiting.
Kemudian sang pertapa melanjutkan meditasinya. Belum lama waktu berselang, terdengar lagi suara percik air yang janggal dan dilihatnya seekor kepiting, entah kepiting yang sama atau kepiting yang berbeda, sedang kesulitan berjuang melawan arus dan berusaha ke tepi sungai dengan susah payah. Segera pertapa tadi mengulurkan tangannya dan membantu lagi, sehingga tangannya yang tadi sudah terluka semakin bengkak karena capitan kepiting di jarinya.
Seorang tua yang kebetulan berada di sekitar dan melihat kejadian itu menghampiri dan menegur pertapa muda itu, “Anak muda, perbuatanmu menolong kepiting itu merupakan cerminan hatimu yang baik. Tetapi mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting itu melukai jari tanganmu, hingga bengkak dan robek begitu?”
“Paman, memang seekor kepiting menggunakan capitnya untuk berpegangan. Saya sedang melatih dan mengembangkan rasa belas kasih, maka saya tidak mempermasalahkan jari tangan terluka asalkan bisa menolong mahluk lain walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab pertapa muda itu dengan hati yang tenteram karena telah melatih belas kasih yang baik.
Mendengar jawab sang pemuda, orang tua itu kemudian memunggut sebatang ranting, dan mengulurkannya kepada kepiting yang juga kebetulan sedang terseret arus. Segera kepiting itu menangkap ranting tersebut dengan capitnya. “Lihatlah anak muda. Melatih sifat belas kasih itu baik, tetapi harus disertai dengan cara yang bijaksana. Menolong makhluk lain itu baik tetapi bukan berarti dengan cara mengorbankan diri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, malah dengan cara ini kamu dapat menolong jauh lebih banyak kepiting dari pada yang dapat kamu lakukan dengan cara kamu tadi.”
Terbukalah mata sang pertapa muda, dan berkata, “Terima kasih paman, hari ini saya mendapat pemahaman yang sangat berguna, bahwa kita harus mengembangkan rasa belas kasih dengan bijaksana.”
Berbuat baik dengan cara yang bijaksana, bukan saja memberikan dampak positif kepada yang dibantu, namun juga sekaligus membawa kebahagiaan dan kebaikan bagi yang membantu.
Dalam buku How to Have Confidence and Power in Dealing with People karangan Les Giblin menjelaskan bahwa pada dasar semua manusia saling membutuhkan untuk saling mengisi. Hanya ada tiga metode dasar tentang berhubungan dengan orang lain, yaitu:
1. Anda bisa mengambil apa yang Anda perlukan dari orang lain dengan paksaan, ancaman, intimidasi atau dengan mengalahkan kecerdikannya. Walaupun para penjahat tentu saja termasuk dalam kategori ini, banyak orang terhormat yang menggunakan metode ini dengan cara yang lebih halus.
2. Anda bisa menjadi pengemis dalam berhubungan antarmanusia dan mengemis kepada orang lain supaya memberikan apa yang Anda inginkan. Jenis kepribadian yang tunduk kepada orang lain ini menangani urusan dengan orang lain, “Saya tidak akan memaksa dengan cara apa pun atau menyulitkan Anda, dan sebagai timbal baliknya Anda bersikap baik kepada saya.”
3. Anda bisa menyelesaikan urusan berlandaskan pertukaran yang adil, memberi dan menerima. Anda menetapkan sebagai urusan Anda untuk memberikan kepada orang lain apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dan biasanya sebagai timbal baliknya mereka memberikan kepada Anda hal-hal yang Anda perlukan.
Dari ketiga cara di atas, cara yang akan bertahan terus dalam jangka panjang adalah cara yang ketiga, yaitu yang dikenal dengan istilah give and take. Bahkan hubungan antara ayah dan anak pun sebenarnya menganut cara ini juga.
Hubungan Antar Manusia (Oleh Ir. Djoko Komara)
~~~Thank You~~~
Source: Official K-Link Blog
Aww this picture is so nice! It really does show the kind of bond that all of you share the joy that you guys bring each other
ReplyDelete